Sosiologi dan Politik : Materi dan Makalah Lengkap




Sosiologi sebagai ilmu memiliki perkembangan sejarah panjang.

Sejak manusia mengenal peradaban, masyarakat telah menjadi obyek penyelidikan/pengamatan. Cikal bakal ilmu Sosiologi sudah ada sejak jaman Yunani. Hal ini ditandai dengan adanya buku karangan Plato berjudul The Republic. Bagi para sosiolog, buku karangan Plato merupakan karya terbesar di antara buku-buku tentang sosiologi. Akan tetapi baru seratus tahun terakhir, pada abad 19 inilah pengkajian masyarakat menjadi subjek dan ilmu yang terpisah dan berdiri sendiri.

Semua ilmu adalah bagian dari filsafat. Oleh karena itu filsafat dikatakan sebagai “ibu segala ilmu” atau dalam bahasa latinnya, "mater scientiarum." Ruang lingkup filsafat mencakup semua objek dan cara penyelidikannya tidak membeda-bedakan. Namun dalam perkembangannya satu demi satu, ilmu-ilmu yang sudah mapan melepaskan diri dari filsafat.

Ilmu yang pertama kali memisahkan diri ialah astronomi, fisika, kemudian kimia, biologi, dan geologi. Psikologi, ilmu tentang tingkah laku manusia dan sosiologi, ilmu tentang masyarakat, muncul pada abad ke-20. Untuk memperdalam pamahaman, berikut ini perkembangan ilmu berdasarkan cabang filsafatnya :



Ilmu modern sekarang tidak lagi disebut sebagai bagian dari filsafat. Ada beberapa kecenderungan dalam perkembangan ilmu yang bersifat intelektual dan bersifat etis. Gabungan antara ilmu yang cenderung intelektual dan cenderung etis membentuk ilmu baru yang dinamai Sosiologi. Auguste Comte, seorang filsuf dari Perancis pada abad ke-19 menjelaskan bahwa cabang-cabang ilmu dikembangkan mengikuti perkembangan ilmu-ilmu lainnya. Setiap cabang ilmu harus dikembangkan mengikuti urutan-urutan logis dan tetap. Penyelidikan tentang ilmu berjalan melalui tahap-tahap yang membentuk pola yang disebut tahapan ilmiah.

Auguste Comte mengemukakan gagasan bahwa penyelidikan tentang masalah sosial dan gejala sosial harus memasuki tahap ilmiah. Kemudian beliau menyarankan agar pengkajian tentang masyarakat menjadi cabang ilmu, dengan diberi nama Ilmu Sosiologi. Istilah ini dibentuk dari kata socius (bahasa latin) yang berarti kawan atau teman sejawat, dan logos (bahasa Yunani) yang berarti kata atau berbicara. Jadi secara etimologis atau asal usul kata, sosiologi berarti berbicara tentang kawan dan secara luas berbicara tentang masyarakat, atau ilmu tentang masyarakat.

Pada abad ke-20 sosiologi tumbuh pesat di Perancis. Jerman, dan Amerika Serikat. Ilmu Sosiologi berkembang di Universitas Yale, Chicago, kemudian diikuti oleh Universitas-Universitas di Mid-Western. Sekarang sosiologi telah berdiri kokoh dan mapan di Universitas-Universitas Amerika. Semua Universitas besar di Amerika menawarkan kuliah Sosiologi dalam jurusan Sosiologi yang berdiri sendiri. Princenton University baru pada tahun 1960 mempunyai jurusan sosiologi yang berdiri sendiri. Harvard University adalah Universitas tertua di antara universitas-universitas di Amerika Serikat yang tidak mempunyai jurusan Sosiologi sampai tahun 1930. Amherst University sampai tahun 1968 baru mengangkat professor sosiologinya yang pertama. Dari kenyataan tersebut, bahwa perkembangan sosiologi adalah ilmu yang masih muda. Oleh karena itu dapat dipahami bila kita menemukan banyaknya perbedaan pandangan dalam ilmu sosiologi, tidak seperti persamaan persepsi yang terdapat dalam ilmu-ilmu yang lebih tua seperti ilmu fisika, astronomi dan biologi.


1. HUBUNGAN ANTAR ILMU

Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu alam atau alamiah. Istilah ilmu alamiah artinya ilmu yang mempelajari alam yang bersifat benda atau fisik. Namun dalam ilmu sosiologi jangan menganggap kalau gejala-gejala atau fenomena sosial tidak alamiah, karena gejala-gejala sosial dan gejala alam, semua terjadi secara alamiah dalam arti bukan gejala artificial atau dibuat-buat.

Untuk mudah memahaminya, secara umum ilmu dibagi menjadi dua bidang besar sebagai berikut:
  1. Ilmu-Ilmu yang menangani atau berkenaan dengan dunia fisik atau benda misalnya, astronomi; kimia; fisika; biologi; dll.
  2. Ilmu yang menangani atau memperhatikan dunia sosial (social universe), misalnya, ilmu sejarah; ekonomika (ilmu ekonomi); ilmu politik; ilmu hukum; sosiologi.

Pembagian ilmu diatas hanya bersifat teknis saja. Pada kenyataannya ada ilmu yang tidak jelas kedudukannya karena ilmu ini melintasi dua bidang yaitu dunia fisik dan sosial, misalnya ilmu psikologi, geografi, dan antropologi, ketiga ilmu tersebut memperhatikan, memikirkan, menyelidiki, dan meneliti fakta sosial maupun fisik.

Bagi para ahli Sosiologi, membedakan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya terasa sulit. Hal ini disebabkan, pada substansinya objek kajian ilmu sosiologi bersinggungan dengan ilmu lainnya. Psikologi, Sosiologi, Geografi, Politik, Ekonomi semua mempelajari tentang manusia, walaupun memiliki batas-batas perbedaan, namun  dalam aplikasinya saling membutuhkan dan berhubungan satu sama lain.


2. SOSIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN ILMU-ILMU SOSIAL

Ada yang berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu sosial dasar atau utama, dan ilmu sosial lainnya merupakan subbagian atau subdivisi. Ada juga yang berpendapat bahwa sosiologi ialah ilmu yang berbicara khusus tentang gejala sosial. Beberapa sosiolog melihat adanya hubungan erat antara sosiologi dengan psikologi dan antropologi. Sosiolog lainnya berpendapat bahwa hubungan sosiologi dekat hubungannya dengan ilmu sejarah, ekonomi dan pemerintahan.

Jika bicara hubungan antara sejarah dan sosiologi, kedua ilmu ini berkenaan dengan peristiwa dan kegiatan manusia. Sejarah berkenaan dengan catatan tentang peristiwa masa lampau. Dari masa lampau sosiologi tidak tertarik kepada peristiwanya, tetapi lebih tertarik kepada pola-pola yang ditunjukkan oleh peristiwa itu.

Ahli sejarah memperhatikan hal yang unik, khusus dan individual, sedangkan ahli sosiologi memperhatikan hal yang teratur, berulang dan umum atau universal. Benar jika dikatakan bahwa sejarah sibuk dengan perbedaan-perbedaan dalam peristiwa yang sama, sedangkan sosiologi sibuk dengan kesamaan dalam peristiwa yang berbeda. Gambaran perbedaan sejarah dengan sosiologi dapat dilihat dibawah ini :



Ilmu lain yang berhubungan dekat dengan sosiologi adalah psikologi dan antropologi. Karena keterhubungannya, ada universitas terkemuka memasukan ketiga ilmu tersebut kedalam satu jurusan, yaitu departemen of social relations (jurusan hubungan sosial). Akan tetapi ada juga yang membedakan karena orientasi ilmu-ilmu tersebut berbeda satu sama lain. Misalnya, psikologi secara prinsip menyibukkan diri dengan individu atau pribadi. Psikologi tertarik pada kecerdasan, pembelajaran, motivasi, ingatan, sistem syaraf, harapan, ketakutan, keteraturan dan kekacauan pikiran individu atau pribadi yang bersangkutan.

Keterhubungan antara psikologi dengan sosiologi dapat dilihat, psikologi sosial adalah jembatan penghubung antara psikologi dan sosiologi. Psikologi tetap mempertahankan perhatian utamanya terhadap pribadi, akan tetapi menyibukkan diri dengan cara-cara individu bertingkah laku dalam kelompok sosialnya (sosiologi). Dalam psikologi sosial ada pandangan bahwa tingkah laku kolektif seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal seperti temperamen, keadaan fisiologis, lingkungan budaya dan sosialnya. Ilmu Sosiologi tidak tertarik pada kepribadian akan tetapi memperhatikan sifat-sifat kelompok yang di dalamnya terdapat individu. Sosiologi tertarik pada struktur dan bentuk sosial tempat terjadinya suatu kelakuan.

Sosiologi dengan antropologi terlihat perbedaan, secara harfiah Antropologi berarti ilmu tentang manusia. Ilmu ini erat hubungannya dengan sosiologi, sehingga seringkali keduanya tidak dapat dibedakan.

Antropologi mengarah perhatiannya pada masyarakat yang tidak berbudaya kota (uncivilized society), masyarakat yang anggota-anggotanya buta aksara, masyarakat primitive, karena masyarakat primitive belum kompleks dan sedikit jumlahnya, maka antropolog meneliti secara keseluruhan yang utuh. Antropologi mempelajari, mengkaji, meneliti bentuk hubungan sosial, organisasi sosial, ekonomi, agama, pemerintahan, bahasa, legenda dan kebiasaan atau adat istiadat, kepribadian anggota masyarakat primitive tersebut secara keseluruhan yang utuh. Sebaliknya sosiologi membatasi perhatian langsung kepada masyarakat yang kompleks dan kepada masyarakat yang anggota-anggotanya sudah dapat membaca dan menulis.


3. SIFAT DASAR DARI SOSIOLOGI

Sifat dasar sosiologi pertama, sosiologi termasuk dalam ilmu sosial.

Sifat kedua, sosiologi termasuk disiplin categories. Hal ini sosiologi membatasi dirinya pada pertanyaan : Apa sebenarnya gejala itu. Sosiologi bukan ilmu normative artinya ia tidak memberi pernyataan apa yang seharusnya. Sebagai ilmu, sosiologi perlu diam terhadap masalah nilai. Contohnya sosiologi tidak dapat atau tidak boleh menentukan suatu masyarakat harus menuju kemana. Ia tidak dapat memberikan saran tentang kebijakan sosial. Aturan ini yang membedakan sosiologi sebagai ilmu, dari filsafat politik, filsafat sosial, etikan dan agama.

Sifat dasar ketiga, sosiologi ialah ilmu murni bukan ilmu terapan. Tujuan langsung yang hendak dicapai sosiologi ialah memperoleh pengetahuan ilmiah tentang masyarakat manusia, bukan menerapkan pengetahuan tersebut. Sosiolog tidak memberitahu pembuat undang-undang tentang undang-undang apa yang harus dibuat dan disahkan. Dia tidak memberikan pertolongan kepada orang miskin karena dia bukan pekerja sosial. Dia hanya memperoleh pengetahuan tentang masyarakat yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah masyarakat, negara atau dunia, akan tetapi pada dirinya. Ilmu lain dan orang lainlah yang menerapkan pengetahuan yang diperoleh sosiologi. Seorang sosiolog sebagai ilmuwan hanya mendeskripsikan, menganalisis, menjelaskan sebab akibat gejala dari sebuah kejahatan, ia tidak memberi saran apalagi bertindak sendiri mengatasi kejahatan.

Sifat dasar keempat, sosiologi adalah ilmu yang relative abstrak. Hal ini berarti sosiologi tidak tertarik kepada manifestasi atau perwujudan nyata peristiwa kemanusiaan, akan tetapi tertarik pada bentuk dan pola peristiwa itu.

Sifat dasar kelima, sosiologi ialah ilmu yang mencari hukum yang umum dan bukannya mencari hal yang khusus atau individual. Sosiologi mencari hukum yang berlaku umum dalam interaksi antar manusia, ikatan atau organisasi manusia, bentuk, struktur, isi, sifat kelompok manusia.

Sifat dasar keenam, sosiologi itu ilmu rasional dan empiris. Sifat ketujuh, sosiologi ilmu sosial yang umum dan bukan yang khusus sifatnya. Bierstedt menjelaskan maksud umum adalah sosiologi mengkaji fenomena atau gejala-gejala umum, biasa dalam semua bidang kegiatan manusia, misalnya kegiatan ekonomi, politik, agama.


Jadi Apa pastinya Ilmu Sosiologi dan Politik tersebut?

Untuk mengenal lebih jauh tentang Sosiologi dan Politik, selain Pendahuluan di atas (download materi di atas klik disini ) untuk memahami Sosiologi dan Politik kalian perlu mempelajari beberapa materi, makalah, sebagai berikut:

  1. Proses Sosial, >>Download
  2. Kelompok Sosial, >>Download
  3. Lembaga Sosial, >>Download
  4. Struktur Sosial, >>Download
  5. Perubahan Sosial dan Budaya, >>Download
  6. Perkembangan Ilmu Politik, >>Download
  7. Bidang Pendekatan Politik, >>Download
  8. Aspek Kekuasaan Politik, >>Download
  9. Ideologi Proses Politik, >>Download
  10. Negara Sebagai Konsep Politik, >>Download
  11. Pendekatan - Pendekatan Dalam Politik (Materi dari UI), >>Download
  12. Konstitusi, Demokrasi dan HAM, >>Download
  13. Stratifikasi Sosial (FISIP UNAIR), >>Download

Semoga bermanfaat !!!

Komentar

Popular Posts

Exploring Japan: My Adventure with the MEXT Research Student Scholarship 2023

Berbagi Pengalaman Tes TOEIC (Test of English for International Communication) ETS

Yuk Reformasi Indonesia Lewat Strategi Ekonomi Pertanian Berkelanjutan: Sustainable Agriculture Economics (SAE)